Video: Prabowo Sebut Orang Kecil Main Saham Kayak Judi, Apa Iya?
Bagi Anda yang baru pertama kali belajar investasi khususnya saham, pasti sering bingung dan bertanya-tanya 1 lot saham berapa lembar beserta harganya. Bahkan, Anda pasti bingung, apa itu “lot”? Nah, Anda bisa menemukan jawabannya di bawah ini.
Dalam dunia investasi saham, konsep “lot” merujuk pada satuan perdagangan yang digunakan dalam proses jual beli saham di pasar. Lot adalah cara untuk mengukur dan memperdagangkan saham dalam jumlah tertentu. Setiap lot memiliki ukuran yang telah ditentukan dan berbeda-beda tergantung pada peraturan bursa dan instrumen investasi yang digunakan.
Jadi, sebelum Anda memulai perjalanan investasi saham, penting untuk memahami apa itu “lot” dan bagaimana konsep ini memengaruhi cara Anda bertransaksi di pasar saham. Dari sana, Anda bisa mulai mempelajari lebih dalam tentang alur investasi saham di pasar modal.
Baca Juga: Instrumen Pasar Modal: Pahami Arti, Jenis, Fungsi, dan Manfaatnya
Lot Saham Berapa Lembar dan Harganya?
Sebelum tahun 2014, Bursa Efek Indonesia menetapkan standar 1 lot saham berapa lembar, yaitu sebanyak 500 lembar. Namun, berdasarkan kebijakan terbaru, standar jumlah lembar dalam 1 lot saham adalah 100 lembar. Tentu saja, kebijakan ini bisa berubah di masa depan.
Meskipun jumlah lembar saham dalam 1 lot telah diatur sebagai 100 lembar untuk semua perusahaan, harga per lot saham dapat bervariasi tergantung kebijakan perusahaan masing-masing.
Contohnya, ada perusahaan yang menawarkan 1 lot saham seharga Rp1,5 miliar dengan nilai nominal per lembar saham sebesar Rp15 juta. Sementara itu, ada juga perusahaan yang menjual 1 lot saham seharga Rp150 ribu, dengan nilai per lembar saham sekitar Rp1,500.
Setelah lot saham diperdagangkan di pasar publik melalui proses IPO, penentuan harga 1 lot saham sangat dipengaruhi oleh permintaan dari para investor di pasar. Oleh karena itu, tidak jarang terjadi perubahan harga saham per 1 lot, di mana harga bisa mengalami peningkatan yang signifikan.
Sebagai contoh, suatu perusahaan mungkin mengalami kenaikan harga 1 lot saham dari Rp10 juta menjadi Rp20 juta dalam waktu yang relatif singkat, berdasarkan permintaan yang tinggi dari para investor.
Offenbar hast du diese Funktion zu schnell genutzt. Du wurdest vorübergehend von der Nutzung dieser Funktion blockiert.
Jakarta, CNBC Indonesia - Merger tiga bank syariah BUMN yakni PT Bank BRISyariah Tbk (BRIS), PT Bank Syariah Mandiri (BSM) dan PT Bank BNI Syariah (BNI) membawa saham BRIS terus melesat.
BRIS akan menjadi bank hasil penggabungan (surviving entity) dalam merger tiga bank syariah BUMN ini.
Data perdagangan BEI mencatat, saham BRIS sudah naik dalam 1 bulan terakhir secara akumulatif sebesar 86%, 3 bulan terakhir melesat 184%, dan dalam 6 bulan terakhir saham BRIS meroket 591%.
Sejak awal tahun hingga perdagangan Rabu kemarin (21/10/2020), atau year to date, saham BRIS melesat 322,73% dengan kapitalisasi pasar Rp 13,55 triliun.
Meski demikian, pada perdagangan Rabu kemarin, saham BRIS akhirnya terkoreksi setelah berhari-hari terus mencetak kenaikan signifikan.
Saham BRIS ditutup minus 7% atau menyentuh batas bawah, auto reject bawah (ARB), minus 7% di level Rp 1.395/saham.
Nilai transaksi saham BRIS kemarin mencapai Rp 811,08 miliar dan volume perdagangan 557,15 juta saham.
BRIS tercatat di papan perdagangan BEI pada 9 Mei 2018 dengan harga penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) Rp 510/saham.
Saat itu, dengan menawarkan 2,62 miliar saham baru atau 27% dari modal yang disetor penuh, maka BRIS mendapatkan dana segar sebesar Rp 1,33 triliun.
Dengan harga saham BRIS ke level Rp 1.395/saham, maka harga BRIS 175% melesat dari harga IPO-nya.
Mari kita ilustrasikan perhitungan keuntungan saham BRIS.
1. Misalnya, katakanlah si A, punya bujet Rp 10 juta. Dengan dana tersebut, dia berhasil membeli 196 lot (19.600 saham, 1 lot isi 100 saham) BRIS saat IPO di harga Rp 510/saham.
Kini, setelah 2 tahun lebih IPO berlalu, harga saham BRIS berada di level Rp 1.359/saham, atau nilai saham si A tersebut sudah naik menjadi Rp 27 juta, atau cuan Rp 17 juta.
2. Misalnya si B, punya dana Rp 10 juta. Dia berhasil membeli saham BRIS saat ambles di Mei lalu yang berada di level terendah Rp 189/saham, dengan jumlah saham mencapai 52.910 setara modal Rp 10 juta tadi.
Pada awal-awal Oktober lalu, harga saham BRIS mencetak level tertinggi di posisi Rp 1.500/saham atau nilainya menjadi Rp 79,37 juta atau jika si B tersebut tidak melepas porsi sahamnya, maka untung Rp 69,37 juta dari harga terendah Rp 189/saham.
Terkait dengan merger ini, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) akan menjadi pemegang saham mayoritas dari BRIS, sebagai bank hasil penggabungan (surviving entity) dengan kepemilikan sebesar 51%.
Komposisi pemegang saham pada lainnya adalah PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI) 25,0%, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) 17,4%, DPLK BRI - Saham Syariah 2% dan publik 4,4%.
Bank yang akan bergabung dengan Bank BRISyariah dalam mega merger bank syariah BUMN yakni PT Bank Syariah Mandiri (BSM) dan PT Bank BNI Syariah.
Ketua Project Management Office Integrasi (PMO) dan Peningkatan Nilai Bank Syariah BUMN Hery Gunardi mengatakan total aset bank hasil penggabungan ini nantinya akan mencapai Rp 215,6 triliun dengan modal inti lebih dari Rp 20,4 triliun.
Dengan demikian bank hasil penggabungan akan masuk ke dalam TOP 10 bank terbesar di Indonesia dari sisi aset dan TOP 10 bank syariah terbesar di dunia dari sisi kapitalisasi pasar.
Bank hasil penggabungan akan tetap menjadi perusahaan terbuka dan tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan ticker code (kode saham) BRIS.
"Integrasi ini lebih dari sekadar corporate action. Mengawal dan membesarkan bank syariah terbesar di negeri ini sesungguhnya adalah amanah yang besar," Hery dalam siaran persnya, Rabu (21/10/2200).
Kepala Riset Samuel Sekuritas Indonesia, Suria Dharma mengatakan, koreksi harga saham BRI sempat terjadi karena kenaikan harga yang terlalu cepat, sehingga koreksi ini merupakan hal yang wajar.
"Naiknya kecepetan. Kan turun cuma bisa 7% [ARB], naik bisa di atas 25% [ARA]," kata Suria, di Jakarta.
Suria menjelaskan, kemungkinan tidak akan terjadi tender offer (penawaran untuk membeli saham publik oleh pengendali baru) setelah terjadi merger tiga bank syariah BUMN ini.
Meskipun ada perubahan pemegang saham pengendali yang sama-saham BUMN, yakni dari PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) ke PT Bank Mandiri Tbk (BMRI).
Perubahan pemegang saham pengendali terjadi karena nilai aset yang disetorkan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), induk usaha BSM, nilainya lebih besar dari nilai aset BRIS.
Nilai aset BSM mencapai Rp 112,1 triliun, BNI Syariah Rp 49,97 triliun, dan BRIS Rp 51,8 triliun.
"Kayanya sih ngga ada tender offer. Pemerintah biasanya ada justifikasinya," jelas Suria.
Saksikan video di bawah ini:
Gunakan Pengetahuan Fundamental
Pelajari cara menganalisis saham berdasarkan laporan keuangan perusahaan, kinerja historis, dan faktor fundamental lainnya sebelum Anda membeli saham.
Mencegah Volatilitas yang Tidak Wajar
Dengan menetapkan ukuran lot yang cukup besar, Bursa Efek dapat menghindari fluktuasi harga saham yang tidak wajar. Lot yang besar mencegah spekulasi berlebihan dan perubahan harga yang drastis.
Mulai dengan Akun Simulasi
Jika Anda merasa kurang percaya diri, pertimbangkan untuk berlatih dengan akun simulasi yang tidak melibatkan uang riil. Ini membantu Anda memahami proses perdagangan tanpa risiko finansial.
Ketahui biaya yang terkait dengan berinvestasi dalam saham, termasuk biaya broker, biaya transaksi, dan pajak. Ini akan memengaruhi hasil investasi Anda.
Lakukan Penilaian Reguler
Periksa portofolio Anda secara berkala, evaluasi performa saham-saham Anda, dan sesuaikan portofolio Anda sesuai dengan perubahan tujuan investasi Anda.
Investasi saham adalah permainan jangka panjang. Pertahankan kesabaran dan disiplin dalam strategi Anda, dan jangan panik saat terjadi fluktuasi harga.
Siapkan Dana Darurat Terlebih Dahulu
Pastikan Anda memiliki dana darurat yang cukup sebelum mulai berinvestasi. Jangan menggunakan seluruh modal darurat Anda untuk berinvestasi dalam saham.
Gunakan Riset dan Sumber Informasi
Manfaatkan riset pasar, analisis saham, dan sumber informasi finansial yang dapat membantu Anda membuat keputusan investasi yang lebih baik.
Tips Investasi Saham untuk Pemula
Investasi saham dapat menjadi cara yang potensial untuk mengembangkan kekayaan Anda, namun, juga dapat menjadi langkah yang berisiko jika tidak dilakukan dengan bijak. Bagi para pemula, berikut adalah beberapa tips penting untuk memulai investasi saham dengan benar:
Sebelum Anda memulai, luangkan waktu untuk memahami dasar-dasar investasi saham, seperti konsep lot saham, mekanisme pasar, dan jenis pesanan (order) saham.
Tentukan tujuan investasi Anda, termasuk jangka waktu, tingkat risiko, dan target hasil. Ini akan membantu Anda memilih saham yang sesuai dengan profil investasi Anda.
Jangan meletakkan semua telur Anda dalam satu keranjang. Diversifikasi portofolio dengan berinvestasi dalam berbagai saham dapat membantu mengurangi risiko.
Setiap investasi memiliki risiko. Pahami risiko-risiko yang terkait dengan saham, seperti volatilitas harga, risiko pasar, dan risiko perusahaan.
Baca Juga: Risiko Investasi: Pengertian dan Cara Meminimalisirnya