Asal Usul Glodok Berasal Dari Kata

Tidak Muncul di Keramaian

Hantu pocong dikenal hanya muncul ketika seseorang sedang sendirian.

Jika ada banyak orang, maka hantu ini tidak akan menampakkan diri.

Kalau kamu sedang di tempat angker, pastikan kamu tidak sendirian, ya!

Baca juga: Cara Mengusir Hantu yang Ada di Rumah

Pandangan Syariat Islam terhadap Mitos Hantu Pocong

Hantu pocong merupakan jelmaan dari mayat yang dibungkus kain kafan.

Dengan kata lain, mayat tersebut merupakan seorang muslim, karena syariat islam mewajibkan seseorang yang sudah meninggal dikubur dengan dibungkus kain kafan terlebih dahulu.

Namun, pandangan para ulama mengenai mitos hantu pocong ini ternyata mengatakan, bahwa ini hanyalah khayalan masyarakat saja.

Menurut para ulama, fenomena hantu pocong ini tidak bisa dibenarkan karena hal-hal berikut ini.

Ruh Mayat Tidak Terikat di Dunia

Menurut keyakinan umat Islam, ruh seseorang yang sudah meninggal dunia akan berada di alam barzakh.

Ruh-ruh tersebut akan berada di alam tempat mereka menanti dibangkitkan kembali pada waktunya, untuk dihakimi dan diberi balasan yang setimpal oleh Allah SWT.

Para ulama berkata, bahwa adanya penampakan-penampakan yang menyerupai hantu pocong merupakan jelmaan jin yang mengganggu manusia.

Jin dalam Islam dianggap mampu menyerupai hal-hal yang dapat dirasakan, dilihat, bahkan diraba oleh manusia.

Jika kamu merupakan salah satu penikmat kisah horor Indonesia, kamu dapat membaca cerita fiksi tentang hantu pocong dalam buku Kisah Tanah Jawa: Pocong Gundul.

Dalam buku ini, kamu akan mengikuti perjalanan hidup Walisdi, seorang dukun ilmu hitam yang menjelma menjadi Pocong Gundul, sosok mistis terkuat yang dapat muncul bahkan hanya jika seseorang memikirkannya.

Sensasi ngeri yang ditimbulkan ketika kamu membaca kisah ini sanggup menguji adrenalin pembaca.

Segera dapatkan buku ini hanya di Gramedia.com!

Selain itu, ada gratis voucher diskon yang bisa kamu gunakan tanpa minimal pembelian. Yuk, beli buku di atas dengan lebih hemat! Langsung klik di sini untuk ambil vouchernya.

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas

TRIBUNJAKARTA.COM, TAMANSARI - Glodok yang dikenal sebagai kawasan Pecinan di Jakarta itu ternyata dulunya bernama Pancoran di masa Hindia Belanda.

Menurut Arkeolog UI, Candrian Attahiyat, asal usul nama Glodok berawal dari sebuah Pancoran atau pancuran air di sekitar wilayah itu.

"Karena dulu di situ ada teknologi baru pendistribusian air dari Kali Ciliwung, kemudian air itu dialirkan ke arah Kota Tua dan sekitarnya. Maka dulu disebut Pancoran," jelasnya pada Jumat (8/7/2022).

Namun, karena pancoran itu kerap berbunyi 'geluduk-geluduk', warga lokal menyebut wilayah itu dengan sebutan Glodok.

Sementara keterangan Candrian serupa dengan buku "Asal Usul Nama Tempat di Jakarta" karya Rachmat Ruchiat yang diterbitkan Masup Jakarta.

Baca juga: Melihat dari Dekat Gapura Chinatown Jakarta, Ikon Baru Ibu Kota Karya Pematung Bali

Dalam keterangan buku itu, penamaan Glodok karena tiruan bunyi pancuran air masuk akal.

Sebab, pada tahun 1670 terdapat semacam waduk penampungan air dari Ciliwung yang dikucurkan dengan pancuran kayu dari ketinggian 10 kaki.

Dari buku yang sama, keterangan lain menyebutkan nama Glodok diambil dari sebuah jembatan di Kali Besar bernama Jembatan Glodok.

Di Jembatan itu terdapat sejumlah anak tangga.

Penduduk sekitar sering menggunakan tangga itu untuk mandi dan mencuci.

Dalam bahasa Sunda, tangga itu disebut dengan Golodok.

Baca juga: Anies Baswedan Bangun Kembali Gapura Chinatown Jakarta di Glodok yang Dirobohkan Kependudukan Jepang

Melihat dari Dekat Gapura Chinatown Jakarta

Gapura Chinatown Jakarta jadi ikon baru di kawasan Pecinan, Glodok Pancoran, Jakarta Barat.

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas

TRIBUNJAKARTA.COM, TAMANSARI - Glodok yang dikenal sebagai kawasan Pecinan di Jakarta itu ternyata dulunya bernama Pancoran di masa Hindia Belanda.

Menurut Arkeolog UI, Candrian Attahiyat, asal usul nama Glodok berawal dari sebuah Pancoran atau pancuran air di sekitar wilayah itu.

"Karena dulu di situ ada teknologi baru pendistribusian air dari Kali Ciliwung, kemudian air itu dialirkan ke arah Kota Tua dan sekitarnya. Maka dulu disebut Pancoran," jelasnya pada Jumat (8/7/2022).

Namun, karena pancoran itu kerap berbunyi 'geluduk-geluduk', warga lokal menyebut wilayah itu dengan sebutan Glodok.

Sementara keterangan Candrian serupa dengan buku "Asal Usul Nama Tempat di Jakarta" karya Rachmat Ruchiat yang diterbitkan Masup Jakarta.

Baca juga: Melihat dari Dekat Gapura Chinatown Jakarta, Ikon Baru Ibu Kota Karya Pematung Bali

Dalam keterangan buku itu, penamaan Glodok karena tiruan bunyi pancuran air masuk akal.

Sebab, pada tahun 1670 terdapat semacam waduk penampungan air dari Ciliwung yang dikucurkan dengan pancuran kayu dari ketinggian 10 kaki.

Dari buku yang sama, keterangan lain menyebutkan nama Glodok diambil dari sebuah jembatan di Kali Besar bernama Jembatan Glodok.

Di Jembatan itu terdapat sejumlah anak tangga.

Penduduk sekitar sering menggunakan tangga itu untuk mandi dan mencuci.

Dalam bahasa Sunda, tangga itu disebut dengan Golodok.

Baca juga: Anies Baswedan Bangun Kembali Gapura Chinatown Jakarta di Glodok yang Dirobohkan Kependudukan Jepang

Melihat dari Dekat Gapura Chinatown Jakarta

Gapura Chinatown Jakarta jadi ikon baru di kawasan Pecinan, Glodok Pancoran, Jakarta Barat.

Gapura yang tampak cukup megah dan menawan ini ternyata diukir oleh para pematung I Komang Witantra (44), asal Gianyar, Bali.

Pematung dari Tiga Dimensi Sculpture ini mengatakan awalnya kontraktor Pulau Intan melakukan seleksi pembuatan ukiran gapura itu kepada sejumlah studio sculpture di Bali.

"Ada sekitar 3 atau 4 tim yang diseleksi dan kami yang dipilih," ujar Komang kepada TribunJakarta.com di lokasi Gapura, Pancoran, Glodok, Jakarta Barat pada Selasa (5/7/2022) lalu.

Baca juga: Melihat Bangunan GKI Tertua di Kwitang: Awalnya Pendeta Belanda Beli Rumah Berdinding Bambu

Pihak kontraktor memercayai pengukiran gapura itu kepada Studio Tiga Dimensi Sculpture dari Gianyar.

I Komang Witantra kemudian berangkat ke Jakarta untuk melihat desain gapura yang akan dibuat di China Town Glodok.

"Proses pengerjaannya di Bali dulu, kemudian baru dibawa dan dipasang di Glodok," lanjutnya.

Komang dan tim mengerjakan sesuai dengan pesanan dari kontraktor.

Mereka diberi tugas mengukir ornamen sementara konstruksi dan atap gapura dibuat oleh kontraktor.

Para pematung dari Gianyar itu mengukir ornamen khas Tionghoa di empat pilar Gapura Chinatown Jakarta itu seperti ornamen naga, api dan awan.

Seluruh ornamen diukir di dua pilar berukuran sekitar 6 meter dan dua pilar berukuran 9 meter.

Baca juga: Kisah Ragusa, Toko Es Krim Tertua di Jakarta dengan Rasa Melegenda

Pilar-pilar gapura itu dikerjakan oleh 19 seniman ukir.

"Masing-masing pilar ada satu naga," pungkasnya.

Diresmikan Anies Baswedan

Adalah Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan yang meresmikan Gapura Chinatown Jakarta di pecinan itu pada 30 Juni 2022.

Ia bercerita sebenarnya gapura ini sudah ada sejak abad ke-18. Kemudian pada masa kependudukan Jepang, gapura yang asli dihancurkan.

"Sesudah itu gapuranya tidak pernah dibangun kembali. Tahun 2018 sekitar bulan Februari waktu itu, saya datang kemari.

Pak Bambang Soemarko, Pak Anwar, Pak Yusuf waktu itu kita ngobrol sama-sama menyampaikan aspirasi, 'Pak, boleh tidak pak kalau gapura yang dulu ada di sini dibangun kembali?'.

Waktu itu saya katakan boleh sekali," ucap Anies, Kamis (30/6/2022).

Sayangnya, pembangunan gapura yang direncanakan dari 2018 ini sempat tertunda lantaran pandemi Covid-19 dan baru terealisasi di tahun ini.

Anies berharap agar ikon tersebut dapat menjadi salah satu simbol persatuan dan kesetaraan warga di Jakarta.

Pasalnya, konsep rancangan Gapura Chinatown Jakarta ini dinilai unik dari Gapura Chinatown yang ada di belahan dunia manapun.

Baca juga: Melihat Meriam Si Jagur yang Kerap Diartikan Vulgar, Ada Tulisan Kecil Ungkap Proses Pembuatan

Bangunan ini bertekstur dari unsur batu (berwarna abu-abu), coklat pada bagian genting, serta unsur warna hijau perpaduan budaya Betawi, dengan tulisan berwarna coklat kayu.

"Bisa kita lihat keunikannya, di sini terlihat tidak ada unsur warna merah atau kuning seperti gapura-gapura kawasan Pecinan pada umumnya.

Itulah pembeda utama Gapura Chinatown Jakarta dengan gapura-gapura pada umumnya.

Di sini terlihat ukiran naga dan unsur awan yang dominan pada gapura, melambangkan kemakmuran dan perlindungan dari Sang Maha Pencipta," ungkapnya. (*)

Mahjong adalah permainan klasik asli Tiongkok yang diperkirakan muncul di tahun 1800an. Sejak pertama lahir, permainan ini lalu menyebar ke seluruh penjuru dunia dan berevolusi dengan perkembangan jaman dan pemainnya. Tapi tahukah kalian asal usul dan arti dari kata ‘mahjong’ sendiri? Atau bagaimana mahjong bisa menjadi fenomena dunia? Yuk simak!

Mahjong berasal dari kata 麻雀 (máquè). 麻雀 (máquè) sendiri sebenarnya berarti ‘burung gereja’. Konon katanya suara tile mahjong ketika diacak-acak terdengar mirip seperti suara kicauan burung gereja, sehingga lahirlah nama tersebut. Dengan beriringnya perubahan dari kata 麻雀 yang lewat ke berbagai daerah, mahjong sekarang dikenal dengan nama 麻將 (májiàng).

Burung gereja juga muncul di salah satu tile mahjong yaitu tile 1 bambu!

Konon mahjong sendiri sebenernya didasarkan dari permainan lain yang lebih tua dan klasik lagi yaitu permainan kartu 马吊 (mǎdiào). Begitu tercipta, mahjong langsung meledak secara popularitas, dan tidak lama kemudian investor dan pedagang asal Amerika yang kebetulan sedang di Cina membawa balik permainan ini juga.

Asal Usul Hantu Pocong dalam Mitos

Mitos mengatakan bahwa kemunculan pocong terjadi ketika dalam 40 hari kematiannya, mayat akan bangkit dan meminta ikatan kafannya dilepas agar bisa bebas dari dunia ini.

Kemunculan ini berawal dari adanya asap di kuburan seseorang.

Asap ini akan menjelma menjadi sosok makhluk-makhluk kecil.

Sosok-sosok tersebut akan menyebar ke arah kaki dan kepala mayat, lalu mulai membentuk wujud pocong yang akan mulai menghantui warga di sekitarnya.

Pocong dikatakan bergerak dengan cara melompat-lompat karena kain kafan yang membungkus seluruh tubuhnya.

Namun, ada juga yang mengatakan bahwa pocong dapat melayang.

Baca juga: Contoh Mitos

Pocong Dijadikan ‘Penglaris’

Pernahkah kamu mendengar tentang rumah makan yang menggunakan ‘penglaris’ agar ramai dikunjungi orang?

Biasanya, rumah makan ini memiliki sejumlah keanehan tertentu.

Salah satunya adalah makanan yang dihidangkan hanya akan terasa enak jika dimakan di tempatnya.

Jika dibawa ke rumah, rasanya akan jauh berbeda.

Hantu pocong dikatakan merupakan salah satu jin yang berfungsi sebagai penglaris di tempat-tempat tertentu.

Bagaimana Mahjong Bisa Mendunia: Versi Amerika

Sekitar tahun 1920an, seorang pengusaha bernama Joseph P. Babcock pertama membawa mahjong ke Amerika untuk dijual.

Marketingnya pun tidak main-main, mahjong dilabel dengan ‘permainan yang turun dari Surga’ dan ‘permainan yang membutuhkan ratusan kepintaran’. Bahkan tersebar sebuah hoax kalau mahjong sebenarnya diciptakan ribuan tahun sebelumnya oleh Confucius. Percaya nggak percaya, marketingnya berhasil dan set pertama yang dibawa ini ludes habis di New York.

Seiring dengan berjalannya waktu mahjong juga dibawa oleh pedagang-pedagang lain baik langsung dari asalnya di Cina maupun dari Amerika ke negara mereka sendiri.

Nah begitulah asal usul dari mahjong, mulai dari nama hingga bagaimana mereka pertama tersebar. Bagaimana nih, mau ikutan semakin menyebar luaskan mahjong gak nih? Yuk ikut Mahjong Club di Tabletoys, tiap Kamis jam 18.00!

Sumber: Why mahjong is a global phenomenon – National Geographic

Terjadi kesalahan. Tunggu sebentar dan coba lagi.

UNSPECIFIED - CIRCA 1900: Peradaban Yunani, abad ke-5 SM. Alas patung kouros yang menggambarkan pemain dengan tongkat dan bola, yang dikenal sebagai

Nationalgeographic.co.id—Asal usul olahraga hoki es mungkin berasal dari permainan tongkat dan bola yang dimainkan selama Abad Pertengahan. Bahkan, olahraga ini boleh jadi dimainkan pada zaman Yunani kuno dan Mesir kuno. Beberapa orang percaya bahwa permainan ini berevolusi dari permainan lempar Irlandia kuno. Akan tetapi, sejak kapan hoki es mulai dimainkan masih tetap misteri.

“Ada lukisan tahun 1500-an [menggambarkan] orang memainkan sesuatu di atas es yang terlihat seperti hoki,” kata Phil Pritchard, kurator di Hockey Hall of Fame di Toronto. "Mereka bahkan punya tongkat."

Nenek moyang terdekat olahraga modern ini mungkin adalah "chamiare", atau "shinty"—permainan tongkat dan bola yang dimainkan di atas es pada awal 1600-an di Skotlandia.

Pada pertengahan 1700-an, sebuah permainan yang disebut bandy dimainkan di atas es di dataran timur Inggris. Di musim dingin, pemain berkompetisi dengan sepatu besi di atas es yang terbentuk di padang rumput yang banjir.

Permainan itu menyebar ke London dan kemudian pada 1850-an ke Kanada timur, di mana itu dimainkan oleh tentara Inggris. Pada abad ke-19, penduduk asli Amerika di Kanada memainkan permainan serupa.

Dari Mana Nama 'Hoki' Berasal?

Istilah "hoki," menurut The Canadian Encyclopedia, dapat ditelusuri ke sebuah buku tahun 1773 yang diterbitkan di Inggris berjudul Juvenile Sports and Pastimes. Namun, nama itu mungkin mendahului referensi paling awal yang diketahui. Sebuah versi permainan yang dimainkan di lapangan—hoki lapangan—berkembang selama periode itu juga.

Di Inggris Raya, surat kabar pada awal 1840-an merujuk pada hoki yang dimainkan di atas es. Sebuah surat kabar Skotlandia melaporkan pada 1842 tentang kematian selama pertandingan hoki yang melibatkan sekitar 20 peserta berseluncur di kanal: “Es tiba-tiba pecah, dan beberapa tenggelam, tetapi diselamatkan, kecuali seorang anak yang malang.”

Adegan sungai musim dingin dengan skater, kereta luncur yang ditarik kuda dan orang-orang memainkan versi hoki es, c. 1660.

Adegan sungai musim dingin dengan skater, kereta luncur yang ditarik kuda dan orang-orang memainkan versi hoki es, c. 1660.

Pada 1864, Pangeran Wales bermain hoki di danau dengan klub skating London. ”Permainan itu terus berlangsung dengan luar biasa hingga jam 2,” lapor sebuah surat kabar London, ”ketika sang pangeran dan para pemainnya memperbaiki Kuil Pemancingan, tempat mereka menikmati makan siang yang mewah.”

Pada 1949, sebuah majalah di Uni Soviet mengklaim olahraga itu ditemukan dan disempurnakan di Rusia pada pertengahan abad ke-19. Tapi klaim itu mungkin meragukan.

Game Hoki Terorganisir Pertama

Olahraga hoki es terorganisir pertama, menurut Federasi Hoki Es Internasional, dimainkan pada 3 Maret 1875. Pemainnya, dua tim yang masing-masing terdiri atas sembilan orang dari Klub Skating Victoria di Montreal. Akan tetapi, ada bukti permainan terorganisir dimainkan pada awal abad ini di Kanada dan Amerika Serikat, kata Pritchard.

Tim hoki es Kanada mencetak gol selama pertandingan terakhir di mana mereka mengalahkan Amerika Serikat 6-1 untuk mengambil medali emas selama Olimpiade 1924.

Tim hoki es Kanada mencetak gol selama pertandingan terakhir di mana mereka mengalahkan Amerika Serikat 6-1 untuk mengambil medali emas selama Olimpiade 1924.

Pada pertandingan 1875, tim bermain menggunakan balok kayu datar—asal-usul keping modern yang terbuat dari karet vulkanisir—”sehingga keping itu meluncur di sepanjang es tanpa naik, dan dengan demikian membuat penonton kurang suka”. Sebelumnya, permainan sering dimainkan dengan bola kayu atau karet.

Pada 1899, hoki es menjadi populer di Amerika Serikat bagian timur laut. “Permainan ini telah maju dengan mantap, membuat peminatnya berjumlah ribuan pada musim dingin lalu, di mana dua musim sebelumnya kurang dari ratusan,” demikian dilansir dari Montreal Gazette tentang minat hoki di New York.

Kanada Menjadi Episentrum Hoki Es

Meskipun hoki es tidak berasal dari Kanada, permainan ini menjadi olahraga nasional negara tersebut. Pada akhir abad ke-19, liga terorganisir terbentuk di Kanada. Aturan untuk olahraga ini pun berkembang—termasuk ukuran jaring dan jumlah pemain di atas es pada satu waktu (enam per tim dengan penjaga gawang). Aturan Kanada, termasuk penggunaan keping karet, akhirnya diadopsi di seluruh dunia.

Baca Juga: Rahasia Awet Muda: Penelitian Baru Menyoroti Kekuatan dari Olahraga

Baca Juga: Balap Kuda, Olahraga Paling Berbahaya dan Populer di Romawi Kuno

Baca Juga: Mengapa Masyarakat Romawi Kuno Menggemari Olahraga Berdarah?

Baca Juga: Panjat Tebing Makin Populer Tapi Jejak Kapurnya Dikritik Pelestari

Pada 1917, National Hockey League dibentuk dengan empat tim Kanada. Pada 1920, sebuah tim dari Kanada memenangi kejuaraan dunia hoki pertama, yang diadakan di Olimpiade Musim Dingin di Antwerpen, Belgia.

Pada 1924, Boston Bruins menjadi tim Amerika pertama di NHL, yang telah berkembang beberapa kali selama bertahun-tahun.

Selama lebih dari 100 tahun, NHL telah menjadi liga hoki profesional terkemuka di dunia. NHL bahkan menganugerahkan trofi Prince of Wales kepada juara Wilayah Timurnya, sebuah penghargaan untuk pesaing hoki es kerajaan.

Varuna, Dewa Langit dan Lautan yang 'Ambigu' dalam Tradisi Hindu Kuno

Hantu pocong adalah salah satu hantu yang paling banyak diceritakan dalam mitos dan takhayul orang Indonesia.

Hantu ini berupa mayat yang terbungkus kain kafan.

Mitos mengatakan, bahwa kemunculan hantu pocong mengindikasikan bahwa mereka meminta pertolongan dengan membuka ikatan kain kafan mereka agar jiwa mereka bisa lepas.

Wujud hantu pocong digambarkan memiliki wajah yang hitam dan mata merah.

Ada pula yang mengatakan bahwa wajahnya rata dengan mata yang berongga.

Mitos tentang adanya hantu pocong ini awalnya menyebar di masyarakat Jawa dan Sumatra.

Penggambaran hantu ini sesuai dengan mayat seorang muslim ketika dikuburkan.

Kisah-kisah misteri tentang hantu pocong tersebar dalam berbagai versi di berbagai daerah di Indonesia.

Hantu pocong juga sering digunakan dalam cerita atau film horor Indonesia.

Mayat Tidak Kembali ke Dunia Setelah Dimakamkan

Kembalinya mayat ke dunia setelah dikuburkan dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Mukminun ayat 99-100.

Dalam ayat ini dijelaskan bahwa ada batas yang jelas ketika seseorang sudah meninggal, antara alam barzakh dengan dunia manusia.

Mereka yang sudah meninggal tidak akan bisa kembali ke dunia.

Tidak Hanya Bisa Meloncat

Meski digambarkan bergerak dengan meloncat-loncat karena kakinya terbungkus kain kafan, pocong ternyata juga digambarkan bergerak dengan macam-macam cara.

Pocong juga digambarkan bergerak dengan cara melayang atau terbang, atau kadang-kadang juga menghilang dan tahu-tahu sudah ada di hadapan seseorang.

Katanya, kalau kamu mau kabur dari kejaran pocong, kamu harus berlari dengan sangat cepat dengan arah zig zag.

Jangan Menatap Matanya

Mata hantu pocong selalu digambarkan dengan mengerikan.

Seperti berwarna merah menyala, atau tidak memiliki bola mata, atau ditutup dengan kapas.

Menurut mitos, jika sampai kamu bertemu dengan hantu pocong, kamu tidak boleh menatap langsung matanya.

Kalau sampai menatap matanya, tubuhmu akan kaku sehingga tidak bisa bergerak sama sekali.